ILMU BUDAYA DASAR
NAMA :
HADYAN PANGESTU GUSTI
NPM :
14414664
KELAS :
1IB06
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR ISI
Pengertian Tentang Keindahan.................................................................................... 1
Nilai-Nilai Ekstrinsik dan
Intrinsik.............................................................................. 4
Pengertian Penderitaan dan Siksaan............................................................................. 6
Pengertian Dari Renungan........................................................................................... 9
Pengertian Dari Phobia............................................................................................... 13
Pendapat Tentang Apabila Ada Seseorang Mengalami Penderitaan.......................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................... 16
PENGERTIAN
KEINDAHAN
Definisi Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus,
cantik, elok dan molek.Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu
selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan yang bersipat
universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu,
tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh
Segala sesuatu yang yang mempunyai sipat indah antara
lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota
tubuhnya dan lain sebagainya.
Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata
“belum”Akar katanya adalam “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris
menjadi kata “beatiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol”beloo”
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan
dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut
watak dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik dan menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut
pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya
dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti
yang lebih sempit sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap
dengan penglihatan (mata), yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan
tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk,
nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu
kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda
itu dengan si pengamat.
Pengertian keindahan menurut para ahli :
1. Menurut Leo Tolstoy
(Rusia)
Dalam bahasa Rusia keindahan diistilahkan dengan kata
“krasota” yang berarti suatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang
melihat dengan mata. Bangsa Rusia tidak mempunyai pengertian keindahan untuk
musik.
2. Menurut Alexander
Baumgarten (Jerman)
Keindahan itu dipandang sebagai keseluruhan yang
merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian yang bagian-bagian itu
erat hubungannya satu dengan yang lain juga dengan keseluruhan.
3. Menurut Sulzer
Yang indah itu hanyalah yang baik. Jika belum baik,
ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi
ciptaan amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk
moral.
4. Menurut Winchelman
Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada
kebaikan.
5. Menurut Shaftesbury
(Jerman)
Yang indah itu adalah yang memiliki proporsi yang
harmonis, karena itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan.
6. Menurut Humo
(Inggris)
Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa
senang.
7. Menurut Hemsterhuis
(Belanda)
Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa
senang dalam waktu sesingkat-singkatnya.
8. Menurut Emmanuel Kant
Keindahan terdiri dari 2 segi, yaitu subjektif dan
objektif.
9. Menurut al – Ghazzali
Hal yang paling indah ialah yang mempunya semua
sifat-sifat perfeksi yang khas bagi karangan atau tulisan, seperti keharmonisan
huruf-huruf, hubungan arti yang tepat satu sama lainnya, pelanjutan dan spasi
yang tepat dan susunan yang menyenangkan.
NILAI-NILAI
EKSTRINSIK DAN INTRINSIK
. Nilai Ekstrinsik Dan Instristik
Pengertian ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu
hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat
sebagai alat atau membantu.
Contohnya : puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris,
sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
Pengertian intrinsic adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan,
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat
benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Nilai keindahan instrinsik adalah nilai bentuk seni yang
dapat diindera dengan mata, telinga atau keduanya. Nilai bentuk ini kadang juga
disebut nilai struktur yaitu bagaimana cara menyusun nilai-nilai ekstrinsiknya
atau bahannya berupa rangkaian peristiwa. Semuanya disusun begitu rupa sehingga
menjadi sebuah bentuk yang berstruktur dan dinamai nilai instrinsik. Cara
menyusun bentuk tadi melahirkan sebuah cerita. Kumpulan peristiwa yang sama
oleh dua orang penulis mungkin saja disusun berdasarkan urutan atau struktur
yang berbeda, sehingga nilai seninya juga berbeda. Cara menyusun yang berbeda
ini menentukan arti ekstrinsiknya atau isi seni.
Cara kerja yang demikian itulah yang menyebabkan setiap seniman dapat
menciptakan karya seni yang secara instrinsik berbeda-beda
berdasarkan pengolahan ekstrinsiknya. Inilah pula yang
menyebabkan keindahan karya seni bukan melulu keindahan bentuk atau
instrinsiknya, tetapi juga menyangkut nilaiekstrinsiknya misalnya
cara menggambar daun jatuh oleh dua penyair dapat menghasilkan dua keindahan
yang berbeda. Ini disebabkan oleh karena cara instrinsik atau cara melukiskan
jatuhnya daun tadi berbeda berdasarkan visi atau pandangan penyair terhadap
bahannya, yakni jatuhnya daun.
Karya seni tetap harus mengandung keindahan dalam pengertian menyenangkan
inderawi dan menggembirakan batin seperti pemandangan alam. Hanya saja dalam
karya seni masih ditambah dengan penyampaian makna. Pemandangan tak berkata
apa-apa atau tidak menyampaikan pesan apa-apa, tetapi setiap karya seni selalu
menyampaikan sesuatu. Dan, aspek sesuatu atau bahan atau isi seni tidaklah yang
menyebabkan lahirnya perdebatan mengenai indah atau tidaknya karya seni.
Tetapi, adakah karya seni yang tidak indah ?
misalnya lukisan mayat, sampah, daging tersayat, kematian, kengerian. Itu hanya
objek ekstrinsiknya belaka, sebagai objek tentu saja kaki berkoreng itu tidak
indah, malah menjinjikan atau menakutkan, mendatangkan teror. Tetapi cara
pandang pelukis atau penyair terhadap kaki berkoreng tadi dapat indah dengan
caranya menyusun bentuk strukturnya. Cara menggambarkan kaki berkoreng tadi
menyampaikan suatu makna, pesan, maksud, pandangan tentang hidup ini sehingga
hasil gambarannya tadi menjadi indah dalam arti menggembirakan batin. Suatu
lukisan yang penuh teror, kekasaran dan kekacauan dapat tampak indah karena
teror yang digambarkan tadi menyampaikan isi atau makna yang menggembirakan
aspek intelektual kita, misalnya.
Jadi setiap karya seni tentu mengandung keindahan.
Dan keindahan tidak selalu harus senada dengan keindahan pemandangan alam yang
halus, halus, menentramkan, indah tidak harus lembut, halus, teratur, seimbang.
Indah juga terwujud dalam bentuk kasar, keras, kacau dan tak seimbang atau tak
harmonis, asal membawakan suatu makna. Makna ekstrinsik itulah yang menyebabkan
sebuah karya seni dikatakan indah, menyenangkan inderawi dan menggembirakan
batin. Bentuk kasar penuh teror yang kacau tadi terwujud karena tuntutan
ungkapan ekstrinsiknya. Tuntutan ini seni atau bahan seni (yang berhubungan
dengan pandangan seniman) itulah yang melahirkan bentuk yang tidak indah.
Jelaslah bahwa keindahan seni berhubungan dengan unsur ekstrinsik dan
instrinsik sekaligus. Keduanya dapat dibedakan tetapi tak mungkin dipisahkan.
Dalam membicarakan unsur ekstrinsik, kita juga berbicara tentang unsur
intrinsiknya dan sebaliknya (Jacob Sumardjo. 2000 ; 155 – 157).
Demikian banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan
ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita dapat
mengetahui alasan mereka atau seniman menciptakan keindahan melalui hasil seni.
Kalau Bagong Kussudiarjo ditanya mengapa ia menciptakan berbagai kreasi tarian
baru yang menggambarkan kehidupan nelayan, petani, buruh pabrik, tentu ada
berbagai macam jawaban mungkin ia ingin mengabadikan kegiatan masing-masing
pekerjaan itu pada zamannya. Karena kelak apabila teknologi maju memasuki
wilayah itu kegiatan mereka itu akan lain bentuknya. Atau mungkin ia ingin
menunjukkan kepada masyarakat bahwa keindahan itu tidak hanya dapat di
kota-kota saja, dan yang menggemari keindahan itu bukan hanya para cendikiawan
saja, tetapi di masyarakat, nelayan, buruh pabrik dan petani yang setiap hari
berjuang demi sesuap nasi-pun merindukan keindahan.
PENGERTIAN PENDERITAAN DAN SIKSAAN
Pengertian
penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata
derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga
yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk
mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang,
hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan
atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau
kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak
memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau
wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap
peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi
sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui
melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai
homo religius Tuhan telah memberikannya.
banyak kelebihan dibandingkan dengan mahlulc
ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk
melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan
cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah
akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa
kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia
merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan
diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan
berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur
bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.Baik
dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang
menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi
peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang
mempethatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6
(q) dinyatakan "manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat
tersebut harus diartikan, bahwa manusia hams bekerja keras untuk dapat
melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi
alam(menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak bole h
lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya,
atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan
menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami
oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahaunya sendiri.Berbagai
kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan
sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi
penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah
diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan
penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalarn
menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak
membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "resiko" karena
seseorang mau'hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara
merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Contoh
tentang penderitaan
Manusia sebagai mahluk hidup yang memiliki
kepribadian yang tersusun dari perpaduan, saling berhubungan dan
pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani dan rohani. pada jasmani
dan rohani tersebut dapat timbul sebuah penderitaan. Jasmani disebut juga
sebagai tubuh, wadah, jasad, materi, atau unsur kongkrit dan merupakan unsur
yang hidup pada diri manusia. Sedangkan Rohani sering disebut dengan istilah
lain seperti jiwa, badan halus, dan merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap
oleh pancaindra manusia tetapi menjiwai, memimpin, mendasari unsur-unsur pribadi
manusia.
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat
dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
Nasib
buruk merupakan Penderitaan yang dikarenakan umat manusia penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Nasib
buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain,
manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir,
kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
penyebabnya.Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab
Tuhan yaitu Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit
atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat
merupakan usaha manusia untuk mengatasipenderitaanitu.
Di bawah ini adalah beberapa contoh
penderitaan yang mungkin sering kita lihat di lingkungan kita.
-Pemutusan hak kerja : Bagi
orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di
takutkan apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban
menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah
namun juga bagi keluarganya.
-Kehilangan orang tua : Hubungan
kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu
pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan
berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan
cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap
membantunya.
-Kemiskinan : Dalam hal ini
mungkin semua orang menderita mengalami kemiskinan.namun miskin disini
bukan miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang hidup
seperti itu tidak enak namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu
lebih baik dari pada berlimpah harta namun anggota keluarga tidak
bahagia,semua di atur oleh uang,sibuk dengan tugas masing”,tidak ada
komunikasi.hal itu di buktikan dengan adanya kata-kata ” makan ga makan yang
penting kumpul”.
-Bencana : Tidak ada yang
dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh Allah SWT. Bencana yang
datang dapat menghilangkan sebagian ataupun seluruh harta benda yang ada,
bahkan dapat mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma yang diakibatkan
oleh bencana juga sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan banyak waktu
untuk seseorang kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun kehidupannya
seperti sedia kala.
Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris:
torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik
secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan
informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan
politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu
cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang
dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan
telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakanpindah agama atau cuci otak
politik.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak
asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para
penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah
menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi
(penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata.
Penanda tangan UN Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak
secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk
mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari
mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti
Amnesty International memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten
mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.
PENGERTIAN
RENUNGAN
RENUNGAN
Renungan
berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung
untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah :
• TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil
dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian
dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya
seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto
Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau
antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan
intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang
hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan
demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti
misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti
menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran
angan-angan.
• TEORI METAFISIK
Teori
semi yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni
berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,
konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan
suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato
yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita
Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan
cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia
hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan
ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu
dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara
Republik yang ideal menurut Plato.
• TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori
metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan
konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak
memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam
abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam
pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya
berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya
seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar
dari keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903).
• TEORI KESERASIAN
Keserasian
berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar,
dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,
pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang
berpakaian hams dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah, atau
disesuaikan dengan kulitnya.
• TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The
Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta
seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu
persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari
keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang ada pada benda indah atau
hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari
persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai
teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung
teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung
teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori
obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai
estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah
yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang
hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan
sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah
ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap
bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad
ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain
menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas
tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori
subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda
itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam din seseorang yang mengamati
sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si
pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik,
maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman
estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Yang tergolong teori
subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu
benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang
berupa menyukai atau menikmati benda itu.
• TEORI PERIMBANGAN
Teori
obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda. Kualitas
bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh
bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum
Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang
berupa banyak tiang besar.
Dalam
dunia ini dipenuhi dengan apa yang kita sebut keindahan, contohnya pemandangan
alam sekitar kita. Tetapi apakah yang terjadi pada alam sekitar kita sekarang
??? Bagi teman-teman yang hidup di perkotaan pastilah dapat membekan segala
sesuatu yang terjadi antara di perkotaan dan di desa saat ini. Salah satu
contoh yang amat jelas terjadi antara perkotaan dan pedesaan adalah pada
keadaan alam sekitarnya.
Apa
yang terjadi pada keadaan sekitar perkotaan dan pedesaan ??? Keadaan alam di
desa yang masih asri, indah sejuk, dan damai dapat memberikan ketenangan pada
jiwa kita, biarpun efeknya tidak terjadi secara langsung. Namun lain halnya
pada perkotaan, keadaan alam yang dapat dibilang sangat buruk, karena penuh
polusi dan penduduk yang sangat banyak terutama pada kendaraan bermotor yang
mereka miliki yang setiap hari senantiasa berlalu-lalang pada jalan-jalan raya
di perkotaan.Sampah-sampah rumah tangga yang menumpuk, suara bising yang di
hasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor mereka, udara yang hitam pekat
karena hasil pembakaran dari sebuah bahan bakar mesin kendaraan mereka yang
dapat membahayakan kesehatan kita sendiri membuat kita semakin merasa jenuh
akan kehidupan sehari-hari kita. Pasti itulah yang kalian pernah rasakan bukan
??
Kota
pada saat ini kehilangan keindahannya. Kota sebagai tempat utama suatu negara
yang banyak di kagumi oleh warga negaranya haruslah memiliki keadaan alam yang
sebanding dengan pedesaan. Kenapa demikian ??? Karena pada perkotaanlah banyak
orang-orang yang bermukim untuk mencari nafkah untuk mencukupi kehidupan
sehari-hari mereka. Penduduk perkotaan jauh lebih banyak dari pada penduduk
pedesaan, jadi karena itu keadaan perkotaan haruslah sama seperti keadaan
pedesaan yang sejuk, indah, asri, dan tenang sehingga setiap orang pastilah
dapat merasa tenang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari dan juga kita
dapat terhindar dari polusi-polusi kendaraan bermotor yang selama ini kita
hirup bersama oksigen yang dapat membunuh kita secara perlahan-lahan.
Mungkin
sangatlah sulit bagi perkotaan untuk menyamai keindahan dipedesaan, tapi apa
salahnya kita coba sedikit demi sedikit, dari hal yang paling kecil pada setiap
kehidupan kita, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon
disekitar halaman rumah kita, jangan menebang atau merusak tanaman dan
pepohonan, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor yang mengeluarkan polusi
dan penggunaan AC pada rumah, dan lain sebagainya. Jika setiap dari kita
melakukan hal tersebut, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan keadaan
perkotaan kita bisa menyamai keindahan pedesaan.
PENGERTIAN PHOBIA
PHOBIA
Berdasarkan istilah
‘
Phobia
’ berasal dari bahasa Yunani yaitu “phobos” yang
memiliki arti lari, takut,
panik yang sangat hebat.PENGERTIAN PHOBIAPhobia
berbeda dengan rasa takut. Takut adalah perasaan gentar terhadap sesuatu
yangmengancam atau membahayakan dirinya secara nyata. Takut, lebih
mengarah sesuatu yangmembahayakan fisik. Rasa takut yang normal mempunyai sebab
rasional dan masih bisa dikontrol.Sedangkan Phobia adalah keadaan takut atau
panik yang sangat hebat dan berlebihan tanpa sebabkepada sesuatu yang
sebenarnya dianggap biasa jika dipandang oleh orang normal.Jadi perbedaan
antara phobia dan rasa takut antara lain : alasan dari ketakutan yaitu rasional
atautidak, respon yang dimunculkan, dan lama tidaknya ketakutan itu
berlangsung.Beberapa ahli mengatakan phobia adalah perasaan takut yang
irasional dan menetap terhadapbenda, sesuatu atau aktivitas. Bahkan oleh beberapa
pakar Psikolog mengatakan bahwa Phobiaadalah suatu gangguan psikologis.
Seringkali penderita phobia merasakan ketakutan yang hebatketika berhadapan
dengan obyek yang ia takuti, sehingga membuat si penderita menjadi lemah
dantidak bisa menguasai dirinya sendiri. Padahal dalam keaadan normal
biasanya manusia mampumengedalikan rasa takut dalam dirinya, namun bagi
penderita phobia ketakutan itulah yang seakanmengedalikan dirinya sehingga akan
mengganggu aktifitas si penderita.Simtom Penderita PhobiaSimtom atau gejala
penyakit yang muncul pada penderita phobia secara umum hampir sama
dengangejala kecemasan, hanya saja simtom yang ada terarah pada situasi dan
kondisi tertentu saja (tidakmenyeluruh). Antara lain :
1)Kondisi tubuh melemah (mudah merasa capai atau
letih).
2)Sering sakit kepala, migrain.
3)Ingin tidur lebih lama.
4)Berkeringat secara berlebihan.
5)Otot menegang.
6)Rasa ingin muntah.
7)Peningkatan rasa cemas
8)Berpikir secara tidak realistis, takut dan
membayangkan sesuatu bakal terjadi.
9)Sulit berkonsentrasi.
10)Gemetar.
11)Kewaspadaan secara berlebihan (overt alertness).
12)Berkaitan dengan pengalaman trauma sebelumnya.
13)Takut terhadap sesuatu kondisi atau situasi
tertentu yang menimbulkan kecemasan akantetapi kecemasan itu berkurang
bila situasi atau objek yang ditakuti itu tidak berada disekitarindividu.
FAKTOR SESEORANG MENDERITA PHOBIABanyak sekali faktor
atau penyebab seseorang menderita phobia. Namun, penyebab seseorangmenderita
phobia seringkali dikarenakan oleh 2 hal yaitu faktor biologis dan faktor
traumatis.
Faktor biologis biasanya terjadi karena disfungsi
dalam menjaga keseimbangan. Sepertipengingkatan aliran darah dan metabolisme
tubuh atau bisa
juga dikarenakan adanya ‘sesuatu’
yang tidak normal yang terjadi dalam struktur otak manusia.
Sistem keseimbangan manusiamengintegrasikan isyarat visual propriosektif,
vestibular dan terdekat untukmemperhitungkan posisi dan gerakan.
Faktor traumatis. Kejadian traumatis
adalah kejadian yang menyebabkan pengidap terusmenerus mengingat kejadian
itu sebagai hal yang menakutkan dan membuatnya cemas, dansebagian besar
psikolog setuju akan hal ini. Phobia menurut mereka adalah akibat
pengalihanrasa cemas yang menghubungkan dengan sesuartu di masa lalu yang
akhirnya menjadi sebuahketakutan terhadap hal tertentu tersebut.JENIS
JENIS PHOBIAPhobia digolongkan ke dalam 3 jenis
besar, yaitu :
1.Phobia spesifik atau sederhana misalnya
phobia pada binatang dan ketinggian.
2.Phobia sosial, phobia ini berhubungan dengan
interaksi sosial.
3.Phobia berikutnya adalah phobia
kompleks yang berhubungan dengan banyak hal.
PENDAPAT
TENTANG APABILA ADA SESEORANG MENGALAMI PENDERITAAN
Menurut saya pada hakekatnya penderitaan dan
manusia itu berdampingan . karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan.
Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan.
Penderitaan itu dapat teratasi
tergantung bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah
dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan
Tidak semua penderitaan yang dialami
oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan
dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat.
Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya.
Agar manusia tidak mengalami penderitaan
yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan kelakuannya baik
kepada sesama manusia, alam sekitar , maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yakin
dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan
umatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar